Format Laporan Hasil Praktikum Kimi

Format Laporan Hasil Praktikum Kimi
by : CHOIRI SABDAGUNA, S.Si, S.Pd


T IDENTIFIKASI BAHAN PEWARNA PADA TAHU KUNING

A.      TUJUAN :
Untuk memngetahui adanya pewarna alami atau buatan pada tahu kuning dengan merek produksi yang berbeda.

B.      LANDASAN TEORI :
Tahu kuning dengan 4 (empat) macam merek  berbeda di masukkan dalam air kapur, bila terjadi perubahan warna menjadi kemerahan berarti pewarna yang digunakan adalah pewarna alami dan sbaliknya apabila pewarna yang digunakan pewarna sintetis tidak terjadi perubahan warna (tetap).

C.      ALAT DAN BAHAN :
1.       Tahu kuning dengan berbagai macam merek berbeda
2.       Air kapur
3.       Gelas kaca
4.       Mangkuk
5.       Sendok

D.      CARA KERJA :
1.       Mempersiapkan peralatan yang sudah bersih dan bahan-bahannya
2.       Ambil kapur satu sendok, kemudian beri air  sebanyak 250 ml dan di aduk
3.       Masukkan tahu kuning ± 5 menit
4.       Amati perubahan warna yang terjadi
5.       Catat hasil pengamatan anda

Tabel pengamatan :
No
Jenis Tahu
Perubahan warna
Mula-mula
Setelah di celupkan dalam larutan ± 5 menit
1
Tahu A



2
Tahu B



3
Tahu C



4
Tahu D









E.       APLIKASI DAN ANALISIS :
1.       Apakah ada tahu kuning dengan merek berbeda yang tidak menghasilkan perubahan warna? Sebut dan jelaskan alasannya?
2.       Apakah ada tahu kuning dengan merek berbeda menghasilkan perubahan warna? Sebut dan jelaskan alasannya?
3.       Mengapa terjadi perubahan warna merah untuk tahu yang menggunakan pewarna alami?
F.       KESIMPULAN :
1.       ........................................................................................................................................................
2.       ........................................................................................................................................................
3.       ........................................................................................................................................................


IDENTIFIKASI BAHAN PENGAWET PADA BAKSO

A.      Tujuan :
Untuk megetahui adanya pengawet pada bakso

B.      Landasan Teori :
Beberapa waktu lalu ditengarai banyak bakso yang dikonsumsi oleh masyarakat ternyata mengandung bahan pengawet berupa baroks/formalin. Jika kita banyak mengkonsumsi makanan yang banyak pengawetnya akan tidak baik bagi kesehatan. Bahkan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan penyakit kanker. Untuk mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung boraks misalnya pada bakso dapat menggunakan indikator alami berupa kunyit. Bakso yang mengandung boraks bila diberi indikator kunyit akan berwarna kemerahan dan sebaliknya jika wanyanya tetap tidak ada kandungan boraks di dalamnya.

C.      Alat dan Bahan :
1.       Bakso (4 macam bakso berbeda/hasil produksi dan penjual yang berbeda)
2.       Kunyit
3.       Alkohol 70% sebanyak 200ml
4.       Parut
5.       Mangkok
6.       Gelas

D.      Cara Kerja :
1.       Membuat indikator :
Parutlah kunyit kemudian peras, dan hasil perasan dicampur dengan 200 ml larutan alkohol 70%.
2.       Ambil ½ bakso lalu haluskan dan tambahkan sedikit air
3.       Ambil campuran nomor 2 (dua) tadi dan tetesi dengan menggunakan indikator yang telah dibuat.
4.       Amati beberapa saat perubahan warna yang terjadi.
5.       Catat hasil pengamatan
Tabel pengamatan :
No
Jenis Bakso
Perubahan warna
Mula-mula
Setelah di tetesi indikator
1
Bakso A



2
Bakso B



3
Bakso C



4
Bakso D




E.       Aplikasi dan analisis
1.       Apakah ada bakso dengan merek yang berbeda yang tidak menghasilkan perubahan warna? Sebutkan!
2.       Apakah ada bakso dengan merek yang berbeda yang menghasilkan perubahan warna? Sebutkan!
3.       Apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi bakso yang mengandung boraks?

F.       Kesimpulan
1.       ...............................................................................................................................
2.       ...............................................................................................................................
3.       ...............................................................................................................................
4.       ...............................................................................................................................

IDENTIFIKASI SENYAWA ASAM DAB BASA

A.      TUJUAN :
Untuk mengetahui macam-macam senyawa asam dan basa.

B.      LANDASAN TEORI :
Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya seperti tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Warna kertas lakmus jika dikenai larutan asam basa

Jenis kertas lakmus
Dalam larutan bersifat
Asam
Basa
Netral
Merah
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Biru
Dibawah ini diberikan beberapa pengujian dengan menggunakan kertas lakmus.
Tabel 2. Warna kertas lakmus bila ditetesi larutan sampel.
Zat
Lakmus merah
Lakmus biru
Air
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Tetap merah
Tetap merah
Biru
Tetap biru
Merah
Tetap biru
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Air bersifat netral karena tidak memberi perubahan warna pada kertas lakmus.
2) Larutan HCl bersifat asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
3) Larutan NaOH bersifat basa karena dapat membirukan lakmus merah.
Penyebab sifat asam menurut Arrhenius adalah karena adanya ion H + jika zat tersebut dilarutkan dalam air, begitu juga sifat basa ditimbulkan karena adanya ion OH - yang terjadi oleh pelarutan zat dalam air.
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -

C.      ALAT DAN BAHAN :
ALAT :
Kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
BAHAN :
Tomat                                                sabun colek
Nanas                                                 sabun mandi
Jeruk nipis                                        larutan batu kapur
NaOH                                                 H2SO4
Aquades (H2O)

D.      CARA KERJA :
1.       Mempersiapkan bahan dan peralatan yang bersih
2.       Haluskan bahan-bahan dan ambil ekstraknya
3.       Masukan ekstrak dari masing-masih bahan  dalam gelas kimia
4.       Ujilah dengan lakmus merah dan lakmus biru
5.       Amati perubahan warna pada masing-masing  kertas
6.       Catat hasil pengamatan anda



Tabel pengamatan :
Percobaan
Jenis Ekstrak/larutan
Kertas lakmus merah
Kertas lakmus biru
Warna mula2
Warna setelah perlakuan
Warna mula2
Warna setelah perlakuan
1
Tomat




2
Nanas




3
Jeruk nipis




4
Sabun colek




5
Sabun mandi




6
Aquades (H2O)




7
NaOH




8
H2SO4




9
Laurat kapur











G.     APLIKASI DAN ANALISIS :
1.       Diskripsikan proses praktikum anda pada tiap percobaan (percobaan 1 – 9)
2.       Kelompokkan larutan-larutan yang termasuk asam dan yang termasuk basa

H.     KESIMPULAN :
1.       ........................................................................................................................................................
2.       ........................................................................................................................................................
3.       .......................................................................................................................................................

Teori Asam Basa



A. MENURUT ARRHENIUS

Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
Contoh:
1) HCl(aq) --> H + (aq) + Cl - (aq)
2) NaOH(aq) --> Na + (aq) + OH - (aq)

























B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.

Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O H 3 O + + A -
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
Penyajian ini menampilkan hebatnya peranan molekul air yang polar dalam menarik proton dari asam.
Perhatikanlah bahwa asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton. Namun demikian disosiasi asam basa masih digunakan secara Arrhenius, tetapi arti yang sebenarnya harus kita fahami.
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
Contoh:
HF + H 2 O ⇄ H 3 O + + F -
Asam basa asa m konjugasi basa konjugasi

HF merupakan pasangan dari F - dan H 2 O merupakan pasangan dari H 3 O + .
Air mempunyai sifat ampiprotik karena dapat sebagai basa dan dapat sebagai asam.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Asam Basa
NH 3 + H 2 O ⇄ NH 4 + + OH -
Basa Asam
Manfaat dari teori asam basa menurut Bronsted – Lowry adalah sebagai berikut:
1. Aplikasinya tidak terbatas pada pelarut air, melainkan untuk semua pelarut yang mengandunh atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2. Asam dan basa tidak hanya berwujud molekul, tetapi juga dapat berupa anion dan kation.
Contoh lain:
1) HAc(aq) + H 2 O(l) -->
H 3 O+(aq) + Ac - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

HAc dengan Ac - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
H 3 O+ dengan H 2 O merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

2) H 2 O(l) + NH 3 (aq) --> NH 4 + (aq) + OH - (aq)
asam-1 basa-2 asam-2 basa-1

H 2 O dengan OH - merupakan pasangan asam-basa konyugasi.
NH 4 + dengan NH 3 merupakan pasangan asam-basa konyugasi.

Pada contoh di atas terlihat bahwa air dapat bersifat sebagai asam (proton donor) dan sebagai basa (proton akseptor). Zat atau ion atau spesi seperti ini bersifat ampiprotik (amfoter).
Penulisan Asam Basa Bronsted Lowry
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH 3 + + C 6 H 6 C 6 H 6 CH 3 +


Asam ialah akseptor pasangan elektron, sedangkan basa adalah Donor pasangan elektron. Contoh:

Asam Lewis

Asam-Basa Lewis